Filosofi mendasar dari ungkapan
psikologi maupun spiritual, bahwa apa yang kita ucapkan dan lakukan bersumber
dari apa yang kita pikirkan. Pengontrolan atau pengendalian pikiran yang baik
akan melahirkan ucapan dan perbuatan baik, sebaliknya tanpa pengendalian yang
baik terhadap pikiran akan menghasilkan ucapan dan perbuatan yang kurang baik
pula.
Hal ini berarti bahwa pengendalian pikiran begitu penting bagi kita yang ingin mengendalikan ucapan dan perbuatan kita. Dapat dikatakan bahwa syarat mutlak merubah ucapan dan perbuatan adalah merubah cara berpikir.
Hal ini berarti bahwa pengendalian pikiran begitu penting bagi kita yang ingin mengendalikan ucapan dan perbuatan kita. Dapat dikatakan bahwa syarat mutlak merubah ucapan dan perbuatan adalah merubah cara berpikir.
Perlu disadari, bahwa aktifitas pikiran kita sangat ditentukan oleh pembiasaan. Cara berpikir kita sekarang merupakan bentukan dari pembiasaan aktifitas pikiran kita. Dan umumnya, bilamana satu bentuk pikiran diulang-ulang dalam diri seseorang, maka akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk mengulang timbulnya bentuk pikiran itu. Makanya, untuk merubah aktifitas pikiran memerlukan proses pembiasaan. Proses merubahnya memerlukan waktu, ketekunan dan konsistensi.
Menurut beberapa kalangan,
setidaknya ada 3 cara merubah pembiasaan pikiran, yakni :
1. Berlatih
konsentrasi
Konsentrasi
adalah aktifitas pikiran yang dipusatkan pada satu objek secara terus-menerus
tidak terganggu atau tergoyahkan oleh objek lain di sekitarnya. Pikiran yang
mempunyai konsentrasi tinggi, akan memandang satu objek dan tidak akan
terganggu oleh objek lain. Pikiran seperti ini menjadikan pemiliknya dapat
mengontrol aktifitas pikiran yang ada didalamnya.
Ada banyak cara
berlatih konsentrasi, ada yang menggunakan objek benda, suara atau mantra,
napas, musik dsb. Masing-masing dengan kebaikan, kelebihan maupun teknik ataupun cara yang dilakukan. Zaman
sekarang banyak media yang menyediakan
sarana untuk membantu berlatih dan belajar konsentrasi, baik melalui video, TV,
Buku dsb.
Konsentrasi
dengan menggunakan objek benda dapat dilakukan dengan memandang benda secara
terus menerus dengan mata terbuka. Apabila itu sudah bisa dilakukan, maka ia
akan merubah memandang benda itu di dalam keadaan mata tertutup. Dan ini
dilakukan secara terus menerus sehingga benda benar-benar seperti nyata
didepannya. Demikian pula cara berlatih konsentrasi untuk objek suara atau
mantra, napas, musik dsb. Doa, meditasi, rosario, maupun zikir merupakan
bentuk-bentuk konsentrasi dalam pengamalan agama.
Namun, semua
proses pemusatan objek perlu dibentuk dengan kegiatan yang dilakukan terus
menerus. Berbagai gangguan baik fisik maupun mental harus dilalui untuk
membentuk pikiran yang benar-benar terkonsentrasi tinggi. Bila pikiran sudah dapat
berkonsentrasi tinggi, maka kita dapat lebih mudah mengarahkannya ke
objek-objek lain yang kita ingini, terutama hal-hal baik dan berguna bagi Tuhan
dan sekitar kita.
2. Makan
tanpa daging (vegetarian)
Beberapa
kalangan menyebutkan, berlatih konsentrasi tidak akan lengkap tanpa pengekangan
aktifitas makan. Apa yang kita makan akan membentuk agresifitas dan pasifitas
pikiran. Makanan berupa daging akan menjadikan pikiran lebih agresif, sedangkan
makanan vegetarian menjadikan pikiran lebih pasif. Untuk itu pola makan
vegetarian sangat dianjurkan untuk membentuk konsentrasi tinggi dalam pikiran. Sebaliknya,
pola makan banyak daging, lebih baik dikurangai karena menjadikan orang sulit
berkonsentrasi.
3. Lingkungan
yang mendukung
Lingkungan
sangat membentuk pikiran, terutama lingkungan budaya dan lingkungan sosial.
Lingkungan budaya adalah lingkunga yang merupakan hasil produk manusia seperti
TV, Internet, Koran, Majalan dsb. Sedangkan lingkungan budaya adalah interaksi
kita dengan sesama manusia seperti teman atau kerabat. Interaksi intensif
dengan lingkungan yang berfikiran negatif akan membentuk pikiran kita menjadi
negatif, sebaliknya interaksi intensif dengan lingkungan positif akan membentuk
pikiran kita positif. Hati-hati dengan pergaulan!
“Janganlah kamu
sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”
(1Korintus 15 :
33)
Merubah cara berfikir merupakan upaya yang tidak mudah.
Namun, hal ini perlu dilakukan mengingat banyak orang ingin merubah segala
perkataan maupun perbuatan. Karena perkataan dan perbuatan manusia bersumber
dari pikirannya.
Stress, frustrasi dan penyakit lebih banyak disebabkan oleh
pikiran yang tidak tenang. Sehingga, pengontrolan pikiran memang kenyataan yang
sangat diperlukan banyak orang. Namun, sayangnya banyak orang yang mengabaikan
hal yang sepele ini. Padahal kalau orang mau melakukan secara rutin setidaknya
5 menit setiap harinya berkonsentrasi dengan pikirannya, akan menjadikan kita
lebih rileks, tenang dan sehat. Semoga berguna!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar